Jumat, 25 Oktober 2013

Demi Mengungkap Kebenaran Kami Jadi Korban pengkhianatan



Siang itu matahari sangat panas menyengat kulit aktivitas di rumah sakit sangatlah padat, hari itu aku ditugaskan ke Makassar sekitar pukul 12.00 siang kami berangkat menuju rumah sakit wahidin sudirohusodo menggunakan ambulance dan pak Rendi (nama samaran) sebagai sopir yang bertugas hari itu,beliau salah satu sopir yang sabar,tidak banyak bicara dan sangat
telaten mengemudi mobil,dan identik dengan topinya. Dalam perjalanan tiba-tiba ponselku bordering, telepon dari salah satu teman sukarela yang juga dinas di paviliun interna, beliau menyampaikan informasi bahwa teman-teman akan mengadakan aksi mogok kerja, mendengar kata “mogok kerja “ aku bingung dan hampir saja tidak memperhatikan kondisi pasien saat itu, pikiranku bercabang dan tak menentu, bagaimana nasib aku jika mogok kerja??? Dan apa kata orang tua,keluarga jika hal itu aku lakukan, ya allah aku tidak bisa membayangkan wajah mereka, betapa kecewanya mereka jika mengetahui hal ini.

Dalam mobil ambulance aku duduk termenung dekat pintu dan memandang wajah pasien di sampingku, tak lama kemudian kamipun tiba di ugd wahidin sekitar pukul 18.00 petang, setelah serah terima pasien pak Rendi istrahat di samping mobil depan ugd menikmati sebungkus rokok namun hanya dua batang rokok yang dihabiskan, sedangkan aku juga duduk di depan ugd bersama sahabatku Dika yang telah manunggu kedatanganku. Kamipun saling bercanda dan tertawa meski aku tertawa namun di sisi lain aku sedih L kata mogok kerja masih menghantui pikiranku,,apa yang harus aku lakukan?? Akupun mulai menceritakan hal ini kepadanya namun dia menyarankan agar aku memikirkan resiko yang akan terjadi jika hal ini aku lakukan. 

Ya…allah berilah aku petunjukMu,

Setelah istrahat selama 20 menit, akupun pamit pulang ke sinjai, dalam perjalanan pikiranku masih tidak tenang, hingga akhirnya aku mengambil ponsel dan mendengarkan lagu sebagai penghibur, sebelum melanjutkan perjalanan kami singgah di warung makan tepatnya di depan asrama haji sudiang, aku memesan makanan seperti biasa, saat menikmati makanan yang disajikan tiba-tiba beberapa pesan singkat masuk di ponselku,”mogok kerja mulai malam ini “ ,aku bingung jika tiba di rumah sakit aku tidur di mana??? Selesai makan malam kamipun melanjutkan perjalanan kembali aku mendengarkan lagu dan menghayatinya, akupun terhibur dan sejenak melupakan kejadian tadi, tiga buah lagu telah mengalun merdu di telingaku tiba-tiba beberapa pesan singkat dari teman-teman sukarela menginformasikan bahwa besok ada pertemuan dengan korlap yang bertempat di samping SD 23 dekat panti pijat.

Hhhaaaahhh………

Aku lelah pinggangku terasa remuk dan sakit, perlahan kedua mata ini kupejamkan diiringi lagu dari almarhum Nike Ardilla, mendengar vokalnya yang merdu akupun tertidur lelap dan tidak merasakan gelombang perjalanan melewati cambah. Tak terasa pukul 03.30 dinihari kami tiba di rumah sakit , aku dibangunkan oleh pak Rendi, kuusap mata ini dan dengan cepat aku meninggalkan mobil, rumah sakit Nampak sunyi dan tak ada lagi petugas yang berkeliaran mereka sedang menikmati istrahatnya. Di pintu masuk tempat jaga satpam aku bertemu dengan pak Rifki (nama samara)  salah satu satpam yang aku kenal akrab member tahu bahwa sebagian teman tidak masuk kerja, beliau menyuruhku untuk cepat masuk ke ruangan. Tanpa berpikir panjang akupun dengan cepat melangkahkan kaki menuju ruangan. Alhamdulillah tiba di ruangan  namun aku kaget karena tak seorangpun teman sukarela yang masuk kerja yang ada hanya kak Nila (nama samara) seorang diri, beliau salah satu pegawai negeri sipil yang dinas malam itu, aku tak bisa banyak bicara karena lelah kulangkahkan kaki menuju ruangan nuri untuk istrahat, kurebahkan tubuhku dan memejamkan mata sejenak. Dua jam istrahat, aku terbangun mencuci muka dan kupandangi wajah kak Nila yang manis itu nampaknya dia capek dan sangat lelah karena menangani pasien yang lumayan banyak membuatnya tertidur pulas, tak sempat pamit aku bergegas meninggalkan ruangan itu.

Setiba di rumah akupun istrahat selama tiga jam kemudian siap-siap menuju secret tempat diadakannya pertemuan, setelah mendapat izin dari mereka ( bapak dan ibu), akupun berangkat dalam perjalanan aku membayangkan mereka,respon mereka ketika aku mogok kerja. Sekitar pukul 10.30 tiba di secret, aku terlambat 30 menit teman yang lain telah berkumpul dan membahas masalah ini, secara diam-diam aku memperhatikan wajah-wajah mereka yang ikut dan aku kenal mereka, diantara mereka tidak ada yang memiliki wajah munafik dan pengkhianat dan aku sangat yakin mereka juga akan ikut dalam aksi ini. Dalam pertemuan tersebut kami diberi penjelasan tujuan mengadakan aksi mogok kerja hari senin tiada lain hanya untuk menyampaikan aspirasi teman-teman sukarela yakni menuntut keadilan, mereka yakin dan merasakan adaanya ketidakadilan diantara kami. Rencana ini  telah tercium sejak hari jumat(30/8/13) oleh pihak manajemen rumah sakit, namun kami tetap bertahan dan semangat untuk hari senin, tak lupa aku mengisi absen, dengan teliti aku memperhatikan daftar nama sukarela sekitar seratus lebih yang akan ikut aksi, cara mereka berbicara sangat meyakinkan dan aku percaya diantara kami takkan ada yang berkhianat, rapat selesai kamipun bubar.

Malam semakin larut aku tidak bisa tidur hanya kegelisahan dan kebimbangan yang menemaniku. Beberapa nasehat yang diberikan oleh  saudaraku, sementara itu juga beberapa informasi yang aku dapat bahwa malam ini sebagian teman di ugd yang tadi siang ikut pertemuan telah menandatangani surat yang beredar, begitupula temen-teman yang ada di perawatn anak,bedah dan icu. Namun tidak membuatku goyah akan adanya surat tersebut dan itu merupakan sebuah”intimidasi “ dan keyakinanku begitu besar bahwa apa yang kami lakukan ini adalah benar aku tidak ingin berkhianat , aku menghargai perjuangan teman-teman, dan sangat salut karena mereka berani”Demi Mengungkap Kebenaran” dan aku siap menanggung semua resiko yang akan terjadi.

Senin(02/9/13) sekitar pukul 07.30 kami berkumpul di depan kpn tepatnya di samping warung bakso mas Fendi, saat itu juga pihak keamanan,lembaga swadaya masyarakat dan media massa sinjai tv telah hadir, namun harapan tidak sesuai dengan kenyataan, aku kecewa dan sangat terpukul dengan mereka yang tidak ikut, dari seratus lebih sukarela yang ikut rapat hari sabtu(31/8/13), hanya sekitar 30 orang yang mengikuti aksi dalam menyampaikan aspirasi di depan rumah sakit, namun semua itu tidak mematahkan semangat kami karena apa yang kami lakukan ini adalah BENAR dan mereka yang tidak mengikuti menilai bahwa apa yang kami lakukan ini adalah SALAH. Ya allah mereka mengkhianati kamiL…..aksi kami berjalan aman dan tidak ada tindak kekerasan di dalamnya, karena yang kami lakukan adalah “aksi cerdas”  saat menyampaikan aspirasi salah satu pihak manajemen rumah sakit Nampak marah dan dengan lancang menunjuk kami seakan tidak menyenangi cara kami, saat itu juga hadir kepala ruangan dan penanggung jawab pavilion interna yang ingin melihat aksi kami, tidak ketinggalan juga cameramen dari pihak rumah sakit pak Ardan (nama samaran) nampaknya sibuk mengambil gambar kami. Lima belas menit berlangsung namun aspirasi kami tidak mendapat tanggapan dari pihak manajemen rumah sakit, kami dan pihak LSM memutuskan untuk ke kantor bupati dengan tujuan yang sama menyampaikan aspirasi, setiba di halaman kantor bupati kami dipersilahkan masuk menuju ruang pola bupati, sekitar 30 menit menunggu akhirnya asisten 1 dan asisten 2 datang juga kedatangan kami disambut baik oleh mereka, namun kami kaget karena dalam kesempatan itu hadir pula pihak manajemen rumah sakit bersama teman-temannya. Setelah kami menyampaikan aspirasi dan menjelaskan adanya intimidasi, mereka tidak menanggapi aspirasi kami malah mereka memberikan kami siraman rohani yang membuat kami terlena dan menyuruh kami agar kembali bekerja seperti biasanya, jika ada intimidasi berikutnya dan diantara kami ada yang dikeluarkan, asisten 2 sebagai jaminan,”ungkap asisten 2 siang itu.

Selasa (03/09/2013) sekitar pukul 11.00 siang pihak manajemen mengundang kami ke pertemuan tersebut dan kamipun memenuhi undangan mereka, kami berharap dalam pertemuan itu ada solusi cerdas yang diberikan pada kami, sempat terjadi perdebatan yang menumpahkan air mata akupun tak bisa menahan, aku menangis ketika mendengar isak tangis teman kami kak Rina,Reni dan Randi (nama samaran) yang juga menyampaikan aspirasi siang itu. Namun apa yang terjadi pihak manajemen rumah sakit tidak menanggapi dan bukan solusi cerdas yang mereka berikan, mereka mengeluarkan kami secara lisan, mereka menilai kami pembangkang, padahal apa yang kami lakukan ini benar, kami juga ingin dihargai dan diakui, kami juga sama dengan mereka, jangan beda-bedakan kami, isak tangis pun perlahan hilang setelah meninggalkan ruangan panas itu, kami yang dikeluarkan dan hari itu juga tercatat sebagai mantan anggota rumah sakit menuju secret untuk membicarakan solusi penanganan masalah ini, jujur aku terpukul dan sedih mendengar semua ini, aku bingung ke mana harus mencari kerja?? Ya allah kuatkan aku, mereka yang ada di dalam menikmati pekerjaannya kami yang korban pengkhianatan mereka,,tapi aku yakin ada hikmah dibalik semua ini,,J hingga akhirnya masalah ini ditangani oleh bapak bupati sinjai, beliau menugaskan kepala dinas kesehatan untuk mengambil alih kami yang berjumlah sekitar 50 orang, kami dikumpulkan di aula kantor dinas dengan beberapa kepala puskesmas yang ada di kabupaten sinjai, dari hasil pertemuan itu untuk sementara kami di tempat tugaskan di puskesmas, aku dan tiga orang teman memilih puskesmas Bulupoddo dngan harapan dapat bekerja seperti waktu di rumah sakit, namun harapan kami tidak sesuai dengan kenyataan kepala puskesmas Bulupoddo akan mendistribusikan kami ke beberap pustu yang ada di wilayah kecamatan Bulupoddo diantaranya pustu Jerrung di Lamatti Riawang,pustu Lamatti Riaja,pustu Sereng di Duampanuae serta pustu yang ada di Tompo Bulu alasan beliau mengirim kami karena di puskesmas tersebut telah banyak tenaga sukarel,.dalam kesempatan itu kami diberi waktu memilih pustu mana yang akan kami tempati dan akupun memilih pustu Sereng setelah musyawarah dengan orangtua dengan alas an jaraknya tidak terlalu jauh serta warga di sana sangat ramah, dan kuberi kesempatan kepada ketiga teman agar mereka tidak ke pustu yang sulit mereka jangkau, berkorban demi teman tidak masalah buatku, surat tugas pun telah dibuatkan oleh pak Hendra(nama samara) hari itu juga aku membawa surat itu ke kantor camat dan kantor desa di Sereng sebagai tembusannya, jalan menuju pustu Sereng mendukung dan jaraknya tidak begitu jauh yang membuatku yakin aku pasti bisa. Setiba di kantor desa akupun menyerahan surat tugas tersebut ke salah satu pegawainya berhubung hari itu pak Desa tidak ada di kantor, setelah perkenalan akhirnya aku dan pegawainya akrab namanya ibu Nani beliau juga kenal akrab dengan orang tuaku,  saat itu beliau sempat menunjukkan lokasi pustu tersebut, hhhhmmm…….lumayan pustunya besar di halamannya ada tanaman ubi jalar milik ibu Nani, namun saying hari itu pustunya tidak terbuka karena tidak seorangpun petugasnya masuk kerja. Menurut ibu nani petugasnya kadang datang sekitar pukul 10.00 kalau begini setiap hari aku bisa jenuh tapi aku bersyukur memilih pustu Sereng karena di sini banyak keluarga dan akupun berharap secepatnya kami bisa kembali ke rumah sakit.



Sinjai, 24 September 2013
PUTRI LAMATTI

0 komentar:

Posting Komentar

 

PUTRI LAMATTI | Copyright 2013